Payudara Sakit dan Bengkak, Apakah Pertanda?

Wanita yang mengalami perubahan payudara umumnya takut bahwa hal ini pasti menandakan kanker. Padahal terdapat beragam gangguan pada payudara yang dapat memiliki gejala menyerupai kanker payudara. Salah satunya penyakit mastitis. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui perbedaan gejala mastitis dan kanker payudara agar Anda tidak panik lagi. Mari simak penjelasannya di bawah ini.

Gejala penyakit mastitis yang umumnya terjadi

Mastitis adalah infeksi payudara yang sering terjadi pada wanita menyusui, terutama pada tiga bulan pertama setelah melahirkan. Penyakit ini biasanya terjadi pada salah satu payudara dan gejalanya bisa bertambah parah dengan cepat. Keluhan yang akan Anda rasakan bisa berupa:

  • Kemerahan dan bengkak pada payudara.
  • Payudara terasa hangat saat disentuh.
  • Payudara yang nyeri ketika disentuh.
  • Muncul sensasi seperti terbakar pada payudara. Hal ini dapat dirasakan saat menyusui ataupun terus-menerus.
  • Terdapat benjolan atau area yang mengeras pada payudara.
  • Keluar cairan tidak normal dari puting. Cairan ini bisa berwarna putih susu atau bercampur darah.

Selain perubahan pada payudara, penyakit mastitis juga dapat disertai gejala yang menyerupai flu. Misalnya, nyeri di seluruh tubuh, demam tinggi, menggigil, dan mudah lelah.

Kemiripan mastitis dengan kanker payudara

Kanker payudara yang memiliki gejala serupa dengan mastitis adalah kanker payudara tipe inflamasi (inflammatory breast cancer). Kanker payudara jenis invasif ini jarang ditemukan dengan kemungkinan hanya sebesar satu hingga lima persen dari seluruh kasus kanker payudara yang terjadi. Berbeda dengan kanker payudara jenis lain, penyandang kanker payudara tipe inflamasi seringkali tidak merasakan adanya benjolan. Gejala-gejala umum yang mungkin terasa meliputi:

  • Payudara terasa gatal terus-menerus.
  • Bercak merah pada payudara, seperti gigitan serangga.
  • Puting payudara melesak (masuk ke dalam).
  • Bengkak dan kemerahan pada setidaknya sepertiga payudara.
  • Kulit tampak merah keunguan atau biru.
  • Kulit tampak kasar atau seperti kulit jeruk.
  • Pembesaran ukuran payudara tiba-tiba.
  • Payudara terasa berat dan sakit.
  • Pembesaran kelenjar getah bening di bawah ketiak dan sekitar tulang selangka.

Dari penjelasan di atas, gejala penyakit mastitis dan kanker payudara tipe inflamasi memiliki beberapa persamaan, yakni payudara yang nyeri, bengkak, dan tampak kemerahan. Sementara indikasi lainnya tampak berbeda.

Membedakan penyakit mastitis dan kanker payudara

Penyakit mastitis lebih banyak dialami oleh wanita berusia muda, terutama yang sedang menyusui. Sedangkan kanker payudara tipe inflamasi umumnya terjadi pada wanita dengan usia lebih tua.

Pada mastitis, kemerahan, bengkak, dan nyeri payudara disebabkan oleh peningkatan sel darah putih dan bertambahnya sirkulasi darah menuju payudara. Sementara pada kanker payudara tipe inflamasi, gejala muncul akibat sel-sel kanker yang menghambat pembuluh limfatik pada kulit payudara.

Berdasarkan perbedaan penyebab dari gejala tersebut, penyakit mastitis dan kanker payudara dapat dibedakan berdasarkan respons tubuh terhadap pemberian terapi antibiotik.

Pada mastitis, Anda akan merasa lebih baik setelah mengonsumsi antibiotik untuk beberapa waktu. Gejala juga seharusnya menghilang paling lambat dalam waktu lima minggu. Namun pada kanker payudara tipe inflamasi, gejala tidak mengalami perbaikan.

Terjadinya gejala penyakit mastitis saat Anda tidak menyusui merupakan pertanda agar Anda lebih waspada. Selain itu jika terdapat tanda kanker secara umum berupa berat badan turun tanpa sebab, kelemahan dan nyeri yang tidak biasa. Dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan, seperti ultrasonografi (USG) atau mamografi, untuk memastikan apakah terdapat penyebab selain infeksi.

Bila Anda khawatir pada kondisi penyakit mastitis yang Anda alami, konsultasikan dengan dokter. Dengan ini, dokter akan memberikan diagnosis yang tepat dan menentukan apakah Anda perlu menjalani pemeriksaan kanker payudara atau tidak.

 

sumber: sehatq.com