RRS Harus Dikenal Luas dan Jadi Rujukan Masyarakat

Lama tak berkegiatan karena pandemi Covid-19, pengurus dan pembina serta anggota Reach to Recovery Surabaya (RRS) menggelar temu kangen secara daring, Sabtu 26 September 2020. Temu kangen di antara penyintas, pendamping dan tenaga medis tersebut sedikitnya mengobati kerinduan untuk kembali membangkitkan semangat sekaligus mengingatkan visi dan misi terbentuknya RRS.

Ketua RRS periode 2020-2025 Endang Widoretno mengatakan dalam sambutannya prihatin terhadap wabah Covid-19 yang sedang malanda dunia. “Semoga kita semua dapat menjaga diri. Tetap semangat, untuk tetap berjuang mendampingi pasien. Karena sekarang berbeda dengan sebelum adanya Covid-19, yang dapat melakukan tatap muka langsung, baik di rumah sakit atau di rumah. Sekarang belum bisa, komunikasi baru bisa dengan WA. Tetapi kami tetap siap melayani,” beber Endang.


Ketua RRS Endang Widoretno saat temu kangen secara daring, Sabtu (26/9/2020).

 

Endang juga menegaskan bahwa RRS tetap akan melaksanakan kegiatan seperti dulu namun dengan menerapkan protokol kesehatan. Dirinya juga mengingatkan kembali kepada anggotanya agar RRS tetap dikenal masyarakat sebagai komunitas yang memperjuangkan pasien kanker payudara.

Untuk itu Endang menyebut RRS ke depan akan mendekatkan diri dengan organisasi perempuan lainnya. Rencana kunjungan ke beberapa pihak juga sudah diagendakan namun kondisi Covid-19 yang masih menghantui, menyebabkan rencana bertemu dengan organisasi diagendakan ulang.

Beberapa rencana RRS yang terdampak Covid-19 juga disampaikan Sekretaris RRS Endri Kurniawati, “Kami sudah hubungi organisasi perempuan, Muslimat NU, Aisyiyah, Keuskupan Surabaya. Juga sudah minta waktu untuk audiensi ke Wali Kota Risma. Semua itu jadi batal karena Covid-19. Organisasi Aisyiyah sudah menyilakan untuk mengatur waktu. Sementara Muslimat NU bersedia ditemui setelah Oktober,” ungkap Endri.

Apa yang dilakukan pengurus RRS tersebut disambut baik pembina RRS dr Ario Djatmiko. Ia mengapresiasi dan menyebut pengurus sudah bergerak cepat untuk menjalankan visi dan misi RRS. Terkait acara temu kangen, Ario Djatmiko mengatakan merupakan kegiatan luar biasa di masa pandemi ini.

Ario Djatmiko menyemangati anggota RRS dan bersyukur. Ia berharap nama RRS ke depan semakin terkenal di masyarakat seperti halnya American Medical Association (AMA) yang berani menyuarakan pentingnya penerapan protokol kesehatan. AMA menurut dr Ario, lembaga swadaya yang berperan penting di Amerika dan berpengaruh terhadap kebijakan yang diambil pemerintah karena AMA berdiri atas nama kebenaran dan tidak berpihak.

“RRS juga bisa dikenal dan bisa ubah dunia. RRS juga bisa jadi ikon moral asal kepentingannya menyuarakan kebenaran untuk kepentingan rakyat,” tutur dr Ario Djatmiko.

Agar RRS menjadi besar dr Ario menekankan pentingnya laman RRS yang aktif. Laman RRS tersebut harus menjadi rumah dan wadah melakukan kegiatan menebarkan cinta kepada sekeliling. “Melakukan pelayanan karena cinta kepada orang ada di sekitar,” ujarnya,

Selain itu untuk mendukung agar RRS tetap bertahan menurut dr Ario harus dimulai dengan pencatatan atau tertib administrasi.