Dalam rangka bulan peduli kanker payudara internasional, Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) menyelenggarakan virtual sosialisasi deteksi dini kanker payudara.
Acara yang digelar Jumat (16/10/2020) tersebut bertajuk `Seberapa Penting Pemeriksaan Deteksi Dini Untuk Masyarakat Awam`.
Kegiatan ini dilakukan mengingat angka kematian akibat kanker payudara di Indonesia cukup tinggi, yaitu di urutan kedua setelah kanker paru.
Padahal, kanker payudara memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi dibandingkan jenis kanker lainnya, apabila sudah terdeteksi sejak dini.
Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) cabang D.I. Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu Hemas mengatakan, sosialisasi mengenai kanker payudara perlu sangat dilakukan agar bisa saling melindungi.
Ratu Hemas menyebut sudah saatnya untuk saling menyapa dan mengingatkan mengenai deteksi dini payudara ke sesama perempuan.
“Sudah waktunya pikirkan budaya saling mengingatkan atau menyapa, apakah sudah lakukan Sadari atau belum, karena sapaan bisa menjadi motivasi,” kata Ratu Hemas dalam paparannya.
Selain itu, deteksi dini juga bisa menekan biaya pengobatan kanker yang terbilang cukup tinggi, serta meningkatkan kualitas hidup penyandang kanker. “Untuk itu harus sering lakukan sosialisasi karena banyak masyarakat yang belum paham apa itu kanker payudara,” timpalnya.
Ketua Umum BKOW Jawa Tengah (Jateng) Nawal Arafah Yasin yang hadir dalam kegiatan itu mengungkapkan banyak penyandang kanker di Jateng yang tidak tertolong, akibat diketahui sudah stadium lanjut hingga menyebabkan kanker dianggap sebagai penyakit yang mengkhawatirkan bagi masyarakat.
“Untuk itu, sosialisasi memang sangat diperlukan dan secara masif, karena kanker bisa dicegah,” jelas Nawal.
Dari hasil screening Sadanis 2020 pada triwulan kedua di Jateng pun ditemukan, pada golongan usia di bawah 30 tahun terdapat 185 kasus tumor, 17 kasus curiga kanker dan 16 kelainan payudara.
“Karenanya kesadaran masyarakat dengan gejala dan tanda-tanda kanker harus dilakukan dengan edukasi mengenai Sadari, lalu lanjut lakukan USG dan kalau sudah di atas 40 tahun periksa dengan mamografi agar bisa melakukan penemuan dini,” ujar Nawal.
Sementara itu Ketua YKPI Linda Agum Gumelar mengapresiasi tindakan yang sudah dilakukan oleh Jateng untuk melakukan screening dini, dengan harapan angka kanker payudara stadium lanjut bisa ditekan, sehingga angka harapan hidup bisa lebih panjang.
Linda juga mendukung ide saling menyapa Sadari yang disampaikan Ratu Hemas. Hal ini menurutnya bisa menjadi motivasi kepada para perempuan untuk setiap bulan memeriksakan payudara mereka sendiri.
“Memang program pemerintah saat ini ke kanker serviks, tetapi kanker payudara secara data lebih tinggi dan belum ada vaksin juga. Karena itu, ini kerja keras bersama kita untuk membantu pemerintaha untuk menekan angka kanker payudara stadium lanjut,” papar Linda.
sumber: pitapink-ykpi.or.id